Sarana Untuk Tukar Pikiran

Rabu, 15 Oktober 2008

SALAM KENAL


Masa kecil di Wonogiri yang kata orang-orang gersang dan tandus , namun ajaibnya mampu menimbulkan kebanggaan sebagai wong wonogiri yang senantiasa rindu pada tanah dan airnya... perasaan minder dan rendah diri yang menghinggapi orang2nya ... tak terkecuali aku. Tapi justru dari situlah timbul tekad dan semangat untuk menjadi yang terbaik ... dan menurutku pencapaianku sampai saat ini tidaklah buruk-buruk amat. Hal ini terjadi karena setiap jenjang pendidikanku aku selalu bertemu dengan pribadi-pribadi yang istimewa ... guru2 yang tak terbalas jasanya.
Masa-masa TK tidaklah banyak kuingat guru2nya... maafkan aku bu guru, padahal engkaulah peletak pondasi pendidikanku. Kemudian SD 3 Wonogiri yang saat itu favorit untuk tingkat kota kecilku dengan guru2nya yang istimewa, terutama pak Geger Satijo dan pak Ahmed Sudiyatmo ... jasamu benar-benar tak terbalas. Beliau2 bukan hanya sebagai pengajar, tapi adalah pendidik dalam arti yang sebenar-benarnya : mengayomi, menyayangi dan memberi semangat bahwa kita pasti bisa. Kemudian ke SMP 1 Wonogiri, diantara sekian banyak guru yang istimewa, terselip mutiara pak PA Pandoyo yang galaknya minta ampun. Namun dibalik kegalakannya terlihat tekadnya untuk membuat muridnya (terutama yang saya rasakan) maju dengan mendorong untuk banyak membaca ... apa saja yang bisa dibaca. Selanjutnya untuk mendapat pendidikan yang lebih baik saya merantau ke SMA 3 Solo yang sangat favorit pada saat itu. Disinilah bertemunya mutiara-mutiara dari seluruh karesidenan Surakarta, dan saya cukup berbangga bisa menaklukkannya dengan masuk ke level atas diantara mutiara-mutiara itu sehingga saya bisa lolos ke Teknik Mesin UGM dengan mudah. Guru2ku sangat istimewa tapi ada satu yang paling istimewa pak Surono. Tanggung jawabnya tidak terkira agar kami semua bisa lolos ke PTN yang pada saat itu merupakan prestise tersendiri, dijaman kita hanya beradu otak untuk bisa lolos, bukan adu uang seperti jaman sekarang. Dengan masuk PTN otomatis strata sosial kita akan terangkat karena tidak semua orang bisa lolos, walaupun dia punya simpanan uang sebesar gunung gandul.
Lulus UGM saya terpaksa merantau lagi ke Jakarta karena tanah kelahiranku tidak menjanjikan apapun untukku. Saya merintis karier sebagai PNS di bidang penelitian, dengan spesialisasi merancang bangun roket, spesialisasi yang tidak banyak orang mau menyentuhnya. Disini saya juga berkesempatan menambah ilmu di Teknik Mesin UI.
Kenangan masa kecil yang terajut hingga saat ini, dipadukan dengan tekad wong wonogiri yang pantang menyerah ... aku berharap bisa berbuat sesuatu untuk bangsa dan negaraku ... tanah kelahiranku.... dimulai dengan tulisan ini

5 komentar:

Nasih mengatakan...

Amiin. Teruskan tekadmu wahai pejuang.

Bambang Supriyadi mengatakan...

Wah... cerita masa kecil mengharukan ya hik...hik.... aku jadi inget waktu masih jadi murid baru di SD 3, aku paling gak bisa nulis Arab, kalau ada PR pagi-pagi aku datang minta bantuan dirimu... dan waktu itu aku anak kampung yg pindah ke kota ke SD favorit lagi, kamu yang paling peduli bantu aku... tapi akhirnya waktu lulus aku bisa duduk di peringkat 3... Inget gak kalau lagi senam aku disorakin.. Pak Geger selalu memberi semangat kepada saya.... mana nih yang lain belum ada yg muncul

mujtahid mengatakan...

Makasih yo Mbang dah kasih komentar, eling ra guru agama kita? Pak Jauhari Makmuri. Aku dah mail2an sama Yani (alamat emailnya bankmega.com lo Mbang 'kali dia kerja disitu ya), pengin ketemu ber3 terus kerumahnya pak Geger ... tenan lo disempat2ke kalau bisa ... ihik ... ihik ... pak Geger yang tiada 2nya

Bambang Haryanto mengatakan...

Sebelum saya nimbrung komentar, sudah ada 3 komentar. Ini angka ajaib, karena Mas Mujtahid dan Mas Bambang Supriyadi memiliki kesamaan dengan saya : sama-sama murid SD 3 Wonogiri. Di keluarga saya, dari anak no 1 sd 10, bersekolah semua di SD yang sama. Kalau ketemu alumni lain, tinggal di urut angkatan siapa diantara adik-adik saya itu. Sementara angkatan saya,1961, rasanya sulit bisa saya temui di Internet :-).

Pak Diyatmo, dua kali saya temui di bibir Waduk Gajah Mungkur. Saat sama-sama jalan kaki pagi, di mana salah satu momennya kebetulan saya ditemani adik saya Broto Happy W (kalau ada pertandingan bulutangkis internasional sering hadir di layar kaca). Reuni yang mengharukan. Ada fotonya, tetapi belum sy unggah di blog The Morning Walker. Senang sekali menemukan Wonogiri dalam perspektif Anda yang menarik ini. Ayo nulis terus ya ?

mujtahid mengatakan...

Mas Bambang .. kalau mas Broto Happy (waktu SD setahuku hanya Happy saja) SD nya teman mbak Hidayati (dokter Puskesmas Salak).. mbak Hid kaget waktu sy kasih tau pas liat mas Happy di TV, ga ngira kalau itu temannya waktu SD, mas Mayor temannya mbak Fat (Depag), kalau saya temannya Bastion, begitu juga Bonie dan Basnendar .. punya pasangan masing2 dg adik2 saya. Salam buat semuanya ya mas